Silsilah dan Kekerabatan

Silsilah adalah uraian tentang asal-usul seseorang dari ayah/ibu kemudian ke atas kakek/nenek (daerah : ompung, datuk, atok, andung, dsb.) dan seterusnya ke atas sampai beberapa generasi ke atas atau secara umum disebut dengan istilah nenek-moyang.

Penguraian atau penjabaran silsilah tentu saja tidak terbatas hanya membicarakan satu individu tiap generasi seperti ayah, kakek, unyang/buyut dan seterusnya, karena secara pasti tentu juga akan menguraikan ke samping, yaitu saudara ayah, saudara kakek/nenek dan seterusnya ke atas serta keturunan atau anak-cucu saudara-saudara tersebut. Sehingga penguraian atau penjabaran silsilah akan selalu terikat pada pembahasan tentang kerabat yaitu orang-orang yang mempunyai ikatan garis keturunan serta ikatan karena hubungan perkawinan.

Pengetahuan tentang silsilah dan kekerabatan di kampung Aek Korsik mulai mengalami degradasi sejak era 80-an, yang mana era ini dapat dikatakan sebagai era awal modernisasi kehidupan di Kampung Aek Korsik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya penggunaan berbagai alat permesinan dan alat elektronik dalam kehidupan sehari-hari, bertambah tingginya arus migrasi penduduk antar-daerah serta berkurangnya penerapan konsep-konsep adat-budaya lama (local wisdom).

Salah satu konsep yang mulai berkurang penerapannya adalah konsep dalihan na tolu (konsep kekerabatan adat suku Batak) dalam acara-acara perkawinan. Adat-istiadat dan budaya Batak merupakan salah satu sub-kultur yang menjadi adat-budaya kehidupan masyarakat kampung Aek Korsik di samping adat-budaya Jawa, Minang, Banjar, dan lain-lain serta tentulah adat-budaya Melayu (Melayu-Islam).

Silsilah Keturunan/Keluarga RAJA BOLITAN Di AEK KORSIK

Dalam semesta pembicaraan Silsilah dan Kekerabatan di Aek Korsik, penulis berpendirian bahwa pangkal dari seluruh pembicaraan haruslah dimulai dari Silsilah Keturunan Raja Bolitan yang Di Aek Korsik(Raja Bolitan Dalimunthe I) dan kerabat/cabang-cabangnya, karena dari berbagai catatan-catatan tertua yang dapat diperoleh, di Aek Korsik Raja Bolitan Dalimunthe I adalah orang pertama yang membuka/membentuk Kampung Aek Korsik baru kemudian disusul keluarga/rumpun-rumpun keluarga lain seperti rumpun keluarga Janggeas Matondang, rumpun keluarga Lobe Mahadi Ritonga dan rumpun keluarga lainnya.